Mengenal Desain Rangka Atap Baja Ringan dan Tips Memilihnya
Dunia properti seperti tercerahkan dengan penggunaan rangka atap baja ringan yang cukup marak beberapa tahun belakangan ini. Rangka ini sudah mulai digunakan untuk konstruksi atap rumah. Sebelumnya, rangka atap baja lebih sering ditemui untuk penggunaan di pabrik-pabrik yang memiliki rangka cukup panjang dan lebar.
Rangka dari bahan ini memang cukup kuat. Hanya saja, kalau diterapkan pada konstruksi rumah menjadi cukup berat. Sehingga, muncullah rangka atap baja ringan yang mampu menopang atap rumah tanpa terlalu membebani konstruksi bangunan. Satu lagi, harganya lebih terjangkau.
Sebelumnya, kebanyakan rumah menerapkan rangka atap dari kayu yang terbilang mahal untuk jenis kayu pilihan, seperti jenis jati. Rangka kayu punya keterbatasan dalam bentangannya.
Satu bentangan dari kayu yang ditemukan di tempat penjualan, kira-kira hanya mendukung sampai empat meter. Jika struktur atap perlu kayu yang cukup panjang, maka diperlukan penyambungan beberapa kayu pada bagian kuda-kuda.
Rangka atap dari kayu juga lebih sering diterapkan untuk penggunaan plafon datar. Jika atap tidak ditutup plafon, nilai estetikanya kurang menarik. Selain itu, rangka kayu mudah berkawan dengan api jika ada kejadian terbakar.
Sementara itu, di tengah kelangkaan kayu yang harganya turut melambung, konstruksi baja ringan mulai diperkenalkan. Australia adalah negara yang pertama kali memakai teknologi ini sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu. Gaungnya di Indonesia mulai terdengar pada tahun 2005, dengan banyaknya pemilik rumah yang berminat menerapkan baja ringan di atap rumah mereka.
Kehadiran rangka atap baja ringan seperti menjawab kekurangan yang dimiliki oleh rangka kayu. Misalnya, rangka baja ringan ini sudah pasti tahan rayap dan bebas keropos. Kebanyakan baja ringan yang dijual tahan karat selama minimal 10 tahun dan digaransi. Strukturnya lebih kuat dan nyaris tanpa meninggalkan unsur penyusutan barang.
Kalau punya atap dengan bentangan lebih lebar, tidak perlu penyambung, seperti halnya pada rangka atap kayu. Dan, rangka dengan baja ringan ini diyakini lebih tahan gempa dan tidak terlalu membebani konstruksi lain di bawahnya.
Profil Rangka Atap Baja Ringan
Meskipun rangka atap baja ringan ini lebih mudah dipindahkan, kualitas, dan fungsinya sama dengan baja konvensional. Dengan ketipisan yang dimiliki baja ringan, kekuatan tariknya mencapai 300 MPa. Ketebalan baja ringan hanya maksimal satu cetimeter untuk produk yang ada di Indonesia. Namun, untuk keperluan konstruksi bangunan sebaiknya memakai baja ringan yang memiliki kekuatan tarik minimal 550 MPa.
Dalam aplikasinya, rangka atap ini memiliki beberapa unsur yang terdiri dari kuda-kuda, reng, sekrup, dan jurai. Seperti, halnya rangka atap umumnya, penyusun utama rangka ini adalah kuda-kuda. Perlu bantuan ahli untuk bisa mengetahui kuda-kuda yang diperlukan.
Faktor yang perlu dicermati cukup banyak. Kuda-kuda juga lebih rapat. Jarak kuda-kuda semakin rapat atau pendek, jika mesti menanggung beban lebh berat. Salah satu faktor yang memengaruhi kerapatan kuda-kuda pada rangka atap ini adalah berat dari genteng per meter perseginya.
Tidak bisa menyamakan rangka kayu dengan rangka atap baja ringan. Dari bahannya saja sudah berbeda dalam perlakuannya. Penerapan baja ringan perlu melakukan penghitungan matang dengan melihat kostruksi yang akan didirikan. Karena, jika terjadi salah hitung, harus ada pembenahan di sana-sini.
Penggunakan baja ringan saling terintegrasi antara satu bagian dengan yang lain. Beda dengan rangka kayu yang dengan mudah bisa digergaji atau disambung saat terjadi salah ukuran. Sehingga, pemakaian rangka atap baja ringan tidak sefleksibel pada pemakaian kayu.
Hanya saja kalau semua ukuran dan pemasangan sudah sesuai yang diinginkan, tidak perlu khawatir bahannya akan keropos dimakan oleh rayap atau menjadi sarang semut. Pemasangannya juga mudah dan lebih cepat dibandingkan atap kayu dengan luas pasang yang sama.
Terkait dengan bahan yang terbuat dari baja, mungkin yang perlu diperhatikan adalah soal karat. Karat memang tidak bisa dihindari kehadirannya bada benda logam seperti ini. Namun, pada baja ringan yang dijual saat ini, biasanya telah dilengkapi dengan pelapisan memakai zat antikarat yang bisa tahan hingga belasan tahun. Pelapisan ini dalam dunia konstruksi disebut dengan coating.
Sementara itu, coating dalam baja ringan dikenal memiliki dua istilah, yaitu galvanis dan galvanum. Baja ringan galvanis adalah baja ringan yang permukaannya dilapisi dengan unsur seng atau zinc. Sementara itu, galvanum adalah baja ringan yang dilapisi dengan unsur alumunium dan seng.
Jika coating dilakukan dengan komposisi yang sama, antara keduanya yang lebih tahan lama terhadap karat adalah galvanum. Kemampuan menolak karat empat kali lipat lebih baik dari galvanis. Namun, jika ingin memakai galvanis yang daya tahannya lebih bagus lagi dalam menolak karat, coating seng harus dilakukan lebih tebal dari biasanya.
Tips Memilih Rangka Atap Baja Ringan
Untuk memilih rangka atap baja ringan, selain memilih dua tipe antikorosi, yang perlu diperhatikan juga adalah tentang ukuran reng (roof batten) dan kanal C (C channel). Keduanya berpengaruh pada kekuatan dalam menahan beban yang harus ditanggung oleh rangka. Reng dan kanal C dengan ukuran tebal lebih mampu menahan beban dari penutup atap.
Kebalikannya, saat penutup atap cukup berat dengan kanal C dan reng lebih tipis, berisiko tinggi terhadap kemungkinan terjadi kecelakaan. Penutup atap bisa berupa genteng dari metal, beton, atau keramik. Penutup ini juga bisa berujud seng alumunium, onduline, fiberglass, dan asbes. Oleh karena itu, tentukan dahulu penutup atap yang hendak dipakai, lalu memilih baja ringan yang akan digunakan.
Dalam dunia konstruksi, baik baja ringan gilvanis atau gilvanum, punya tiga ukuran kanal C yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis atap yang hendak dipakai. Anda bisa memilih berdasarkan patokan berikut ini.
- Jenis C71.075. Jenis baja ringan ini diperuntukkan untuk rangka atap baja ringan yang akan diberi penutup dari genteng metal, seng, onduline, asbes, dan penutup atap lain yang punya karakteristik ringan. Baja ini cukup aman sesuai bentangan yang dibuat karena punya rangka yang sebanding kekuatannya dengan berbagai tipe penutup atap tersebut.
- Jenis C75.080. Kalau yang ini tepat dipakai untuk penutup atap dari bahan genteng metal, keramik, dan beton. Jika bentangan rangka atap lebih dari 9 meter, pemakaian C75.080 agak berisiko menurt rekemondasi dari desain software. Jadi, perhatikan bentang atap yang akan diterapkan.
- Jenis C75.100. Berkebalikan C75.080, baja ringan ini lebih baik untuk bentang atap yang memiliki bentangan lebih dari 9 meter. Sementara itu, untuk penutup atapnya bisa memakai genteng metal, keramik, atau beton.
- Jenis C81.075. Baja ringan ini direkomendasikan untuk penutup atap berupa genteng keramik. Bentangan yang disarankan adalah kurang dari 9 meter.
- Jenis C81.095. Untuk penutup genteng keramik dan beton, tepat terapkan pada baja ringan ini. Lebar bentangan atap yang disarankan adalah lebih dari 9 meter.
Jangan tergiur dengan iming-iming harga murah. Selain menyesuaikan dengan anggaran, pemilihan juga wajib memperhatikan persyaratan yang disarankan oleh ahli rangka atap baja ringan untuk memperoleh atap yang memadai.
Jenis baja yang dipakai sebaiknya berkualitas tinggi yang disebut high tension steel. Perhatikan pula kredibilitas produsennya dalam pemasangan rangka atap baja ringan. Termasuk pula, tanyakan tentang software desain rangka atap sudah bersertifikat dan direkomendasikan atau tidak. Sebagai konsumen, Anda berhak tahu seluk-beluk desain rangka atap rumah Anda.
Perhatikan pula garansi yang diberikan pada Anda. Sebaiknya, Anda ketahui juga lamanya waktu pengerjaan dan ada tidaknya tenaga ahli yang mengawasi. Dengan begitu, selama proses pemasangan rangka atap baja ringan bisa membuat Anda lebih tenang.
JUAL BAJA RINGAN PADALARANG 0811 2049 113
Tidak ada komentar:
Posting Komentar